l-andvineyards.com – Jebakan Tikus di Sawah Indramayu Sebabkan 2 Korban Jiwa Seketika. Sawah yang biasanya jadi simbol ketenangan dan kehidupan, kali ini berubah jadi lokasi tragedi yang bikin bulu kuduk berdiri. Di Indramayu, dua warga ditemukan tewas di sawah karena jebakan tikus yang ternyata dipasang pakai aliran listrik. Kejadian ini langsung nyeret perhatian banyak orang, dari warga sekitar sampai pihak kepolisian. Kisah ini nggak cuma soal dua nyawa yang melayang, tapi juga soal bagaimana praktik jebakan listrik masih dianggap cara ampuh buat ngusir hama, tanpa mikirin risiko mematikan di baliknya.
Kronologi Mencekam di Tengah Sawah
Pagi itu, suasana di Desa Cikedung Lor, Indramayu, masih kayak biasa. Petani mulai berangkat ke sawah, burung-burung beterbangan rendah, dan udara masih lembab sisa embun. Tapi sekitar pukul enam pagi, suasana mendadak berubah jadi panik. Dua warga ditemukan tergeletak di area pematang sawah dengan tubuh kaku dan kulit yang gosong di beberapa bagian. Transisi dari suasana tenang ke kekacauan terjadi dalam sekejap. Warga yang nemuin mereka langsung teriak minta tolong, dan dalam hitungan menit, kabar itu udah nyebar ke seluruh kampung.
Polisi dan petugas medis datang cepat buat ngecek kondisi dua korban itu. Tapi semuanya udah terlambat mereka tewas seketika karena sengatan listrik dari jebakan tikus buatan warga. Menurut keterangan warga sekitar, korban awalnya mau ngambil alat semprot air di area sawah. Mereka nggak tahu kalau pemilik lahan sebelah baru aja pasang kawat beraliran listrik buat ngusir tikus semalam sebelumnya. Transisi tanpa peringatan itu jadi momen fatal. Sekali tersentuh kawat, arus langsung nyamber tubuh mereka.
Desa Langsung Geger dan Terbelah
Setelah kejadian itu, suasana desa langsung ricuh. Di satu sisi, warga marah besar karena praktik jebakan listrik dianggap terlalu berbahaya. Di sisi lain, sebagian petani ngerasa bingung mereka cuma pengen sawahnya aman dari tikus, tapi nggak nyangka bakal makan korban. Transisi dari duka ke debat pun mulai muncul. Banyak yang bilang, selama ini jebakan tikus pakai listrik udah jadi hal umum di beberapa daerah.
Alasannya simpel: cepat, murah, dan efektif. Tapi, jelas banget sekarang, cara itu sama aja kayak main api. Sekali salah, akibatnya bisa fatal. Aparat desa langsung ngumpulin warga buat musyawarah. Kepala desa dengan suara bergetar bilang, “Kita kehilangan dua orang hari ini, dan itu harusnya cukup buat bikin kita sadar.” Ucapannya nyentuh, tapi juga nyindir realitas: kesadaran soal bahaya listrik di area pertanian masih rendah banget.
Tradisi Lama yang Berujung Bencana
Kalau dilihat lebih dalam, kasus ini bukan yang pertama. Di beberapa daerah lain di Jawa Barat, kasus jebakan listrik di sawah juga udah makan korban. Tapi anehnya, kebiasaan ini masih aja berlanjut. Banyak petani ngerasa nggak punya pilihan lain karena serangan tikus bisa bikin gagal panen total. Transisi dari solusi ke malapetaka terjadi karena niat baik nggak diimbangi pengetahuan soal keselamatan.
Mereka tahu arus listrik kuat bisa bikin tikus mati, tapi lupa kalau manusia juga bisa kena imbasnya. Alat sederhana kayak aki, kabel, dan tiang besi disulap jadi perangkap maut tanpa pengamanan. Bahkan, ada yang nekat nyalain listrik semalaman biar sawah aman. Padahal, nggak ada sistem pengaman yang bisa matiin arus kalau ada orang lewat. Dan di situlah bahaya sesungguhnya.
Suasana Duka dan Harapan Baru
Hari pemakaman dua korban itu berlangsung sederhana tapi penuh haru. Ratusan warga ikut nganterin mereka ke tempat peristirahatan terakhir. Jebakan Tikus Di tengah isak tangis, banyak yang bilang tragedi ini harus jadi akhir dari praktik jebakan listrik di sawah. Transisi dari tangisan ke tekad mulai terasa. Beberapa kelompok tani sepakat buat ngelarang pemakaian listrik di area pertanian mereka.
Mereka mulai ngobrol soal cara baru dari jebakan mekanik sampai bahan alami. “Kita udah cukup kehilangan. Sekarang waktunya cari cara yang lebih manusiawi,” kata seorang petani tua dengan nada lirih tapi tegas. Kejadian ini juga jadi bahan refleksi buat banyak pihak. Soalnya, di balik tragedi itu, ada realitas pahit: teknologi murah sering dipilih tanpa mikirin risiko. Jebakan Tikus Bukan karena bodoh, tapi karena terdesak keadaan.
Kesimpulan
Tragedi jebakan tikus di Indramayu ini jadi pengingat keras bahwa keamanan di ladang nggak boleh diremehkan. Jebakan Tikus Dua nyawa melayang bukan karena niat jahat, tapi karena kurangnya kesadaran dan pengawasan. Sawah seharusnya tempat tumbuhnya harapan, bukan jadi medan maut yang diam-diam mematikan. Transisi dari duka ke kesadaran harus benar-benar diwujudkan. Nggak cukup cuma larangan di atas kertas, tapi perlu tindakan nyata edukasi, pengawasan, dan inovasi. Karena setiap petani punya hak buat merasa aman di tanahnya sendiri.